Meskipun UAV telah lama digunakan dalam aplikasi militer, UAV baru-baru ini tersedia secara luas untuk masyarakat komersial. UAV telah sepenuhnya merevolusi penggunaan fotogrametri dalam survei, karena tidak seperti pesawat, UAV secara ideal melengkapi kekuatan utama teknologi tersebut.
Sebagai permulaan, UAV terjangkau dan mudah tersedia. Aksesibilitas fotogrametri UAV tidak hanya meningkatkan popularitas fotogrametri untuk aplikasi survei umum, tetapi juga telah menciptakan pasar yang sama sekali baru yang dikenal sebagai pemetaan mikro. Ini melibatkan survei lokasi yang lebih kecil dari 5 kilometer persegi.
Pesawat Berawak Kecil di Langit Secara historis, proyek-proyek seperti ini tidak ekonomis, karena survei harus dilakukan dengan pesawat berawak. Biaya mobilisasi yang tinggi dan jangka waktu proyek yang panjang membuat perusahaan survei tradisional sulit menerima pekerjaan ini.
Namun, dengan UAV yang dapat dengan mudah masuk ke dalam truk surveyor, penyedia dapat memobilisasi jauh lebih cepat dan menyelesaikan proyek-proyek kecil ini dalam waktu kurang dari satu hari.
Lebih jauh lagi, UAV lebih serbaguna daripada pesawat dalam hal posisi, tingkat elevasi, dan navigasi di ruang sempit. Hal ini membuat UAV cocok untuk berbagai macam pekerjaan.
Untuk masalah seperti ini, serahkan saja pada ahlinya yaitu Jasa Fotogrametri
Misalnya, drone dapat digunakan untuk mengatasi masalah penghalang di atas kepala. Banyak UAV yang dapat diprogram dengan jalur penerbangan otonom yang dikenal sebagai “titik arah”. Teknologi titik arah drone memungkinkannya bergerak secara tepat melalui area sempit yang tidak mungkin dinavigasi oleh pilot manusia.
Hal ini, bersama dengan ukuran drone yang ringkas, memungkinkannya untuk mengambil gambar di bawah tajuk pohon dan penghalang lainnya dengan mudah.
Fotogrametri UAV vs. LiDAR
Ini sebatas beberapa cara UAV mengubah survei udara. Meskipun fotogrametri dan LiDAR sama-sama diuntungkan oleh perubahan ini, paham bahwa fotogrametri adalah pemenangnya.
Alasannya adalah UAV dibangun segera berdasarkan kekuatan inti fotogrametri: keterjangkauan, ketersediaan, dan fleksibilitas. Terbebas berasal dari halangan biaya sewa pesawat yang mahal, fotogrametri menjadi serupa menariknya di udara maupun di darat.
Sebaliknya, LiDAR berbasis UAV jauh lebih susah diakses. Meskipun proses LiDAR UAV yang ringkas tersedia, apalagi proses jarak pendek ini mengalami persoalan klasik LiDAR yakni biaya tinggi dan kelangkaan.
Sementara itu, kamera berkualitas tinggi harganya di bawah $500, dan drone profesional sanggup dibeli bersama dengan harga tidak cukup berasal dari $1.000.
Keduanya ada secara luas di toko elektronik umum. UAV kondang (seperti DJI) kini juga menyertakan kamera yang cocok untuk banyak tugas fotogrametri.